Jumat, 07 November 2014

Budidaya Cacing Susu 'Maleo"



Batalyon Arhanudse-16/Maleo mengembangkan Budidaya Cacing Susu yang dikelola langsung oleh Letda Arh Jamaluddin selaku Danrai Markas. Bahan yang dipakai untuk Budidaya Cacing Susu  adalah campuran kompos dengan beberapa bahan organik (limbah pertanian, limbah pasar). Tapi sebelumnya kiata siapkan kotak/peti dari kayu/bambu dengan ukuran 2 x 1 meter, kemudian masukkan bahan-bahan tersebut hingga mencapai ketinggian 15 cm. Masukkan juga air secukupnya agar media hidup cacing tanah ini basah dan gembur. Aduk semua bahan tersebut sampai tercampur merata, agar terjadi proses fermentasi.
peti berisi cacing susu 
Setelah empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media hidup dan 30% kotoran hewan dengan tingkat kelembaban 15 – 30 % dan suhu antara 15 – 25Âșc.Kemudian masukkan cacing ke dalamnya. Cacing yang dimasukkan seberat media hidup yang telah disediakan. Agar bisa hidup dan berkembang dengan baik, setiap hari cacing harus mendapat suplai makanan yang dibutuhkan. Makanan tersebut berupa kotoran hewan, baik kotoran sapi, kambing atau ayam. Banyaknya makanan yang dibutuhkan adalah seberat cacing yang dimasukkan ke dalam kotak pemeliharaan. Jika berat cacing mencapai 2 kg, maka pakan yang diberikan juga 2 kg.
Sebelum dimasukkan ke dalam kotak pemeliharaan, pakan cacing harus dijadikan bubuk atau bubur. Untuk bubur, perbandingan air dengan pakan adalah 1:1, setelah dicapur, bahan itu diaduk hingga rata. Bubur pakan ditaburkan secara merata di atas 1/3 bagian permukaan media hidup cacing tanah.
Setelah 2,5 – 3 bulan, cacing sudah mulai bisa dipanen. Ditandai banyaknya kascing (kotoran cacing) dan kokon (kumpulan telur cacing)(. Sebagian cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan menjadi bibit" tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar