Batalyon
Arhanudse-16/Maleo mengembangkan Budidaya Cacing Susu yang dikelola langsung
oleh Letda Arh Jamaluddin selaku Danrai Markas. Bahan yang dipakai untuk Budidaya
Cacing Susu adalah campuran
kompos dengan beberapa bahan organik (limbah pertanian, limbah pasar). Tapi
sebelumnya kiata siapkan kotak/peti dari kayu/bambu dengan ukuran 2 x 1 meter,
kemudian masukkan bahan-bahan tersebut hingga mencapai ketinggian 15 cm. Masukkan
juga air secukupnya agar media hidup cacing tanah ini basah dan gembur. Aduk
semua bahan tersebut sampai tercampur merata, agar terjadi proses fermentasi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl4cgtVTMPP-DveG3JoU8d-n3zaFKgJgFYdAFRXgmNKjivElzscDIax6BAduZfWeqp7nI1BE1UWDXQKfV6EZNqyPbH_s0_muS8C7-c-AhXlm5Idzd7iSW34EmL0W9tZ-ZMUHowdZrnZtfd/s1600/IMG_6881.JPG) |
peti berisi cacing susu |
Setelah
empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media
hidup dan 30% kotoran hewan dengan tingkat kelembaban 15 – 30 % dan suhu antara
15 – 25Âșc.Kemudian masukkan cacing ke dalamnya. Cacing yang dimasukkan seberat
media hidup yang telah disediakan. Agar bisa hidup dan berkembang dengan baik,
setiap hari cacing harus mendapat suplai makanan yang dibutuhkan. Makanan
tersebut berupa kotoran hewan, baik kotoran sapi, kambing atau ayam. Banyaknya
makanan yang dibutuhkan adalah seberat cacing yang dimasukkan ke dalam kotak
pemeliharaan. Jika berat cacing mencapai 2 kg, maka pakan yang diberikan juga 2
kg.
Sebelum
dimasukkan ke dalam kotak pemeliharaan, pakan cacing harus dijadikan bubuk atau
bubur. Untuk bubur, perbandingan air dengan pakan adalah 1:1, setelah dicapur,
bahan itu diaduk hingga rata. Bubur pakan ditaburkan secara merata di atas 1/3
bagian permukaan media hidup cacing tanah.
Setelah
2,5 – 3 bulan, cacing sudah mulai bisa dipanen. Ditandai banyaknya kascing
(kotoran cacing) dan kokon (kumpulan telur cacing)(. Sebagian
cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan menjadi bibit" tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar