![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9wezbZo_FnQnbg4v4TJrtm_FH2qvYDHyMTUOJmratT_ofVh-qmb5BMLDGD8PBIwX-LbGEjIfIY8iFwoe2A5RNGTOld4gxFFkR9oy9dOic-K0RIBW8wzX_17mMDqfQeIfFCRwuQF9UUxWt/s1600/P1010967+(2).jpg)
Mistral dipasang di ranpur Komodo produksi PT. PINDAD. Sistem rudal Mistral yang dibeli oleh TNI AD dari tipe Atlas, dimana penembakan rudal dilakukan oleh seorang prajurit yang duduk di sistem peluncur dan dibantu tiga prajurit.
Sistem peluncur dapat dicopot dari ranpur, jika medan operasi tidak dapat dijangkau oleh ranpur pembawa sistem peluncur.
Peluncuran rudal dipandu oleh radar MCP, dimana mampu mendeteksi sasaran
awal 30 km dan menangkap 20 sasaran pada waktu bersamaan. Radar dirancang
berkemampuan anti-jamming, penindaan teman atau musuh dan dapat dioperasikan
siang dan malam di segala medan serta cuaca. Radar MCP dioperasikan oleh tiga
prajurit.
Rudal Mistral mempunyai jarak tembak effektif 6,2 km dan ketinggian 4 km. Kecepatan rudal mencapai 2,5 mach dan diklaim probabilitas melumat sasaran hingga 97%.
Arhanud akan juga dipersenjatai rudal Starstreak jarak tembak effektifnya lebih jauh dari Mistral. Kedua jenis rudal ini akan menggantikan peran rudal RBS-70 dan Rapier dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Rudal Mistral mempunyai jarak tembak effektif 6,2 km dan ketinggian 4 km. Kecepatan rudal mencapai 2,5 mach dan diklaim probabilitas melumat sasaran hingga 97%.
Arhanud akan juga dipersenjatai rudal Starstreak jarak tembak effektifnya lebih jauh dari Mistral. Kedua jenis rudal ini akan menggantikan peran rudal RBS-70 dan Rapier dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar